Tren Game NFT di Kalangan Milenial

A vibrant and futuristic digital scene depicting a group of millennials engaging in an immersive NFT-based game. The setting is a stylish, modern living space filled with holographic technology and futuristic gadgets. The young adults, diverse in appearance, are excitedly interacting with NFT characters displayed on large transparent screens. The room is adorned with digital artwork and tokens, capturing the essence of the NFT world. Bright colors and a sense of community and innovation permeate the scene, reflecting the millennial trend of gaming in the NFT ecosystem.

Edge Computing: Mengoptimalkan Data di Ujung Jaringan

Hola, sobat! Selama ini kita sering banget dengar istilah “cloud computing” kan? Nah, sekarang ada yang lebih canggih lagi nih: edge computing. Pernah dengar belum? Kalo belum, yuk kita kenalan sama si edge computing ini. Istilah ini emang masih baru sih buat kebanyakan orang, tapi impact-nya bisa bikin hidup kita makin praktis loh.

Gini lho, konsep edge computing itu seperti kita lagi ngabuburit di tempat yang deket-deket aja biar cepet sampe rumah pas buka. Jadi, edge computing ini prinsipnya adalah ngolah dan menyimpan data lebih deket ke sumber datanya atau di “ujung” jaringan. Beda banget sama cloud computing yang ngandelin server jauh di nun jauh di awang-awang sana. Karena dekat, ya otomatis jadi lebih cepet akses dan lebih efisien, gaes.

Sekarang bayangin, kita punya perangkat IoT (Internet of Things) kek smart fridge, CCTV rumah, atau smartwatch. Alat-alat ini ngumpulin data setiap detik dan biasanya harus kirim data itu jauh-jauh ke cloud buat diproses. Nah, dengan edge computing, data bisa langsung diolah di perangkat terdekat, misal si smart fridge langsung memberi tahu kapan kita kudu belanja bahan makanan baru. Praktis kan? Jadi ga perlu nunggu lama atau khawatir kalau internet mati bentar.

Tapi apa sih yang bikin edge computing bisa ngehits dan mengoptimalkan data di “ujung” jaringan? Intinya, dengan teknologi ini kita dapet respon yang lebih cepat karena waktu perjalanan data jadi lebih singkat, biaya bandwidth internet bisa ditekan, dan kalo ada gangguan pada konektivitas, sistem tetap bekerja dengan baik. Jadi, sangat cocok banget buat aplikasi yang butuh waktu respon cepat atau real-time kaya autonomous car atau game online.

Nah, ada pepatah Jawa bilang “telu dudu, siji iya.” Artinya, kita harus bijak milih mana yang terbaik dari semua pilihan. Di sini, meskipun cloud computing masih oke, kalo bisa lebih cepet dengan edge, kenapa nggak? Selain itu, keamanan data juga lebih terjaga karena data ga bolak-balik ke server pusat melainkan diolah langsung di tempat.

Jadi, jangan dikira topik ini cuma buat teknisi IT doang ya. Kita semua bisa kebagian untung dari edge computing ini, bikin hidup lebih gampang juga, kan. Jadi, kalo kamu punya bisnis atau proyek yang butuh proses data yang cepet, why don’t you try it?

Buat anak-anak SMK, teman-teman kuliah atau yang udah kerja sekalipun, kalo tertarik mengulik lebih dalam tentang edge computing atau dunia animasi digital, kamu bisa cek di Zeus Animation. Mereka sediain kelas magang/internship gratis yang bisa nambah skill kamu di bidang ini. Cuma perlu ikut tes aja lho. Wah, sayang banget kalo dilewatin. Ayo, semangat belajar!

Scroll to Top